Bekerja malam hari dapat meningkatkan risiko berkembangnya penyakit kanker. Informasi tersebut terungkap dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. David Blask, dari Tulane University, Louisiana, Amerika Serikat. Menurut Blask, pancaran sinar di malam hari dapat mengurangi jumlah hormon alami yang berfungsi untuk melawan kanker.
Selain kanker, orang yang memiliki pola tidur yang terganggu ternyata juga mengalami metabolisme tubuh yang kacau sebagai akibat bekerja di malam hari dan tidur di siang hari.
Dari sejumlah partisipan yang diteliti, sesaat setelah ritme tubuh mereka tidak lagi mengikuti siklus siang-malam seperti biasa, hormon-hormon metabolisme penting dalam tubuh menjadi rusak. Temuan ini membuktikan bahwa kerja shift bukan hanya sekadar tidak nyaman bagi tubuh, tetapi juga membahayakan.
“Normalnya, jam tubuh manusia menyiapkan tubuh untuk melakukan aktivitas tertentu pada waktu tertentu setiap harinya,” kata Frank Scheer, seorang ahli syaraf dari Harvard Medical School. “Tetapi ketika sistem tersebut tidak lagi sinkron, maka sistem tidak dapat mempersiapkan tubuh secara benar,” ucapnya.
Selama beberapa tahun terakhir, peneliti sudah mengetahui bahwa orang yang bekerja pada shift malam, atau sekitar 15 juta orang di Amerika Serikat, umumnya cenderung akan menderita penyakit jantung, keretakan pada tulang, kanker, diabetes, dan obesitas.
Pola ini awalnya disebutkan sebagai dampak dari asupan nutrisi yang buruk dan kurang olah raga. Tetapi pekerja malam juga belum tentu hidup kurang sehat dibandingkan dengan rekan mereka yang bekerja di shift siang. Risikonya tetap tinggi meskipun gaya hidup sudah tidak diperhitungkan. Ini mencerminkan hubungan antara jam biologis dan aturan metabolisme hormon.
Sejauh ini, penelitian pada hewan telah menunjukkan hubungan tersebut, tetapi belum banyak penelitan yang dilakukan pada manusia, khususnya bagi yang melakukan pekerjaannya di malam hari. (vivanews.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar